Enak Mana Sih, Menulis atau Dengerin Lagu?
![]() |
pixabay.com |
Pagi ini, ada beberapa ide yang bisa kutuliskan. Tapi ternyata nggak bisa aku menuliskannya. Seakan nggak ada energi untuk itu. Aku pun lalu mendengarkan lagu-lagu lewat headset-ku. Terasa asyik lagu demi lagu mampir di telingaku.
Kemudian kuberpikir, enakan mana sih menulis atau mendengarkan lagu? Sambil mengetikkan pertanyaan itu, lagu lama karya Virgoun, “Surat Cinta untuk Starla” mengalun indah. Bunyi latar mesin ketik seakan mengatakan padaku, “Ayo, ketiklah, ketik lagi, ketik lagi, lagi, lagi, dan lagi.”
Masih terdengar lagunya sampai akhir dan berganti dengan musik dari Kla Project. Hmmm…lagunya sangat menyentuh hatiku, membuatku baper, “Yogyakarta”.
“Pulang ke kotamu, ada setangkup haru dalam rindu.” Terus saja kudengerin musiknya, lagunya, liriknya, sambil mengetikkan naskah ini.
Energiku yang hilang seakan muncul kembali. Aku bisa mengetik tulisan sampai sejauh ini. Memang benarlah ungkapan “Hidup tanpa musik adalah mati.” Kematian ide, kematian gagasan, kematian semangat bisa saja terjadi seandainya diriku tak mendengarkan musik.
Sejenak kuberhenti menuliskan ini. Kunikmati musiknya ------
Betapa indahnya komposisi musik dilahirkan oleh para musisi yang sangat kreatif, produktif, padahal itu adalah lagu-lagu sedih. Kesedihan yang sangat indah, yang mampu menghibur hati para pendengarnya.
“Bila hati mulai sepi tanpa terobati….” Kuterdiam sejenak mendengar lagu itu.
Usai lagu Kla Project, berganti lagu lain dari para musisi tanah air, menemaniku menyelesaikan tulisan ini. Sejenak kuberpikir apa sih yang membuat sebuah lagu itu indah, menarik, bahkan mampu membuat para penikmatnya menangis sedih atau tersenyum bahagia.
Itu karena ada komposisi, ada harmoni, ada keselarasan antara lirik dan melodi, dan banyak pendukung kreatif lainnya. Di situlah karya seni tercipta, tersaji, untuk banyak orang dan menumbuhkan semangat untuk hidup lebih baik.
“Kamu akan selalu di hatiku selamanya,” demikian lirik lagu lama Krisdayanti. Hmmm…lagu sedih juga, tapi dibuat dengan alunan menghentak dalam tempo yang sedang-cepat. Kesedihan pun menjadi penghiburan dengan caranya sendiri.
Itulah musik, itulah lagu, itulah lirik, itulah harmoni, itulah keselarasan. Aku mendapatkan energinya, aku mendapatkan semangatnya, aku mendapatkan inspirasinya.
Lalu apa makna tulisan ini? Tentu saja ini adalah tulisan intermeso, tulisan ringan yang mungkin tak ada artinya bagimu. Namun, bagiku itu ada maknanya.
Setidaknya aku bisa mendapatkan energi dengan menulis dan mendengarkan lagu. Ingatlah bahwa menulis itu adalah terapi jiwa. Aku sedang menerapi jiwaku yang semula tak bertenaga menjadi bertenaga; yang semula belum bersemangat menjadi bersemangat. Bukankah hidup harus dijalani dengan tenaga dan semangat?
Demikianlah tulisanku. Jadi, enakan mana, menulis atau mendengarkan lagu?
Leave a Comment